Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Media Radio Literacy (Melek Media)

Gambar
Literasi Media Radio (Pendidikan Melek Media) Secara sederhana, literasi media artinya adalah “melek media” atau “cerdas bermedia” yaitu kemampuan memahami dan mengevaluasi media massa sehingga dapat bersikap kritis dan selektif dalam menerima informasi dari media massa dan tidak mudah terpengaruh akan pesan-pesan yang negatif. Kemampuan untuk melakukan hal ini ditujukan agar para konsumen media massa (termasuk anak-anak) dapat sadar akan konten media massa yang mereka konsumsi. Salah satu literasi media massa yang akan dibahas kali ini adalah media massa radio. Radio adalah salah satu media hiburan dan informasi yang paling dekat dengan masyarakat. Meskipun saat ini radio harus berusaha bersaing dengan media massa lainnya seperti televisi, namun radio tetap eksis dengan kekhasannya sebagai media yang praktis, murah, dan mudah diakses. Tetapi tanpa kita sadari radio juga dapat menimbulkan dampak negatif  yaitu ketika produk atau konten siaran menjadi tidak bermanfaat bagi pend

REPRESENTASI PEREMPUAN, ANAK, ETNIS, DAN LGBT DI MEDIA MASSA

Gambar
REPRESENTASI PEREMPUAN, ANAK, ETNIS,DAN LGBT DI MEDIA MASSA Radio merupakan media massa yang memiliki sifat berbeda dengan media massa lainnya seperti , majalah , surat kabar , buku , dll . Penyampaian pesan melalui radio siaran dilakukandengan menggunakan bahasa lisan, kalaupun ada lambang-lambang non verbal, yang dipergunakan jumlahnya sangat minim, umpamanya tanda waktu pada saat akan memulai acara wartaberita dalam bentuk bunyi telegrafi atau bunyi salah satu alat musik. Keuntungan radio siaran bagi komunikan ialah sifatnya yang santai. Orang bisa menikmati acara siaran radio sambil makan, sambil tidur-tiduran, sambil bekerja, bahkan sambil mengemudikan mobil. Radio bersifat auditif terbatas pada suara atau bunyi yang menerpa pada indra. Karnanya tidak menuntut khalayak memiliki kemampuan membaca, tidak menuntut kemampuan melihat, melainkan hanya kemampuan untuk mendengarkan. Begitu sederhananya untuk menikmati sajian radio.  Pada dekade 2010-an media massa mul

Radio Komersial vs Radio Komunitas

Gambar
RADIO KOMERSIAL DAN RADIO KOMUNITAS Berbicara mengenai radio, tentu tidak bisa dilepaskan dari stasiun radio itu sendiri. Stasiun radio merupakan tempat di mana siaran radio disusun, disiarkan, dan kemudian disebarluaskan kepada masyarakat dalam bentuk acara atau siaran tertentu. Setiap stasiun memiliki acara dan siaran tersendiri, sesuai dengan tujuan dari stasiun radio tersebut. Ada yang memfokuskan siaran pada siaran musik, berita, ataupun informasi. Selain memiliki acara yang berbeda, setiap stasiun radio memiliki frekuensi tersendiri dalam jangkauan wilayah tertentu. Dalam perkembangannya, stasiun-stasiun radio menjurus pada dua jenis stasiun (McDonald, 2017): A. Stasiun radio komersial Stasiun radio komersial merupakan stasiun radio yang beroperasi menggunakan dana atau keuntungan yang didapatkan dari penjualan iklan. Seperti sebutannya, stasiun radio ini lebih berbau bisnis. Dan untuk mendapatkan keuntungan, mereka harus memiliki banyak pendengar dan berbagai macam ik

Konglomerasi Media Radio di Indonesia

Gambar
KONGLOMERASI MEDIA RADIO DI INDONESIA         Sebelum kita memasuki tentang konglomerasi media radio di Indonesia ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa pengertian dari konglomerasi itu sendiri. Konglomerasi media adalah penggabungan dari beberapa perusahaan media yang kemudian bertujuan untuk dapat mengendalikan berbagai media yang ada dalam satu waktu. Dimana konglomerasi media ini dilakukan dengan cara berkerja sama dengan suatu perusahaan media yang mempunyai tujuan ataupun visi yang sama. (Resyfa, 2016)   Seperti yang disinggung diatas menurut Eko Sulistyo sendiri pun mengatakan bahwa “Faktanya, saat ini beberapa konglomerasi media dimiliki para pimpinan partai politik. “ ( Sulistyo, 2017). Memang benar adanya seperti pengertiannya konglomerasi media kini membawa dampak yang begitu besar dalam dunia penyiaran.       Bagaimana pada hakikatnya media dinilai mampu untuk memberikan suatu informasi yang netralitasnya ada dan juga

Teori Komunikasi Massa Klasik dan Kritis

Gambar
A. Teori Model Jarum Suntik (Hypodermy Needle Model)             Pada awalnya manusia dianggap sebagai khalayak yang mudah untuk dipengaruhi. Sehingga, pesan pesan yang disampaikan akan selalu diterima. Dari hal tersebut kemudian muncul teori ilmu komunikasi massa yang dikenal dengan teori jarum suntik (Hypodermy Needle Model) dari Elihu Katz. Teori ini dikemukakan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1950-an . Teori ini mengasumsikan bahwa komunikator yaitu media massa digambarkan lebih pintar dan juga lebih segalanya dari audience. Teori ini mempunyai banyak istilah lain seperti teori jarum suntik (Hypodermy Needle Model), teori peluru (Bullet Theory), teori sabuk transmisi ( Transmition belt theory). Dari beberapa istilah tersebut dapat ditarik satu makna, yakni penyampaian pesannya hanya satu arah dan juga mempunyai efek yang sangat kuat terhadap komunikan.             Pertama teori ini ditampilkan yaitu setelah penyiaran kaleidoskop stasiun radio CBS di Amerika yang ber